KONEKSI ANTAR MATERI - MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF (Guru Penggerak)

 

Arif Sulistiyo,S.Kom,Gr.

CGP Angkatan 5 Kelas 5.13

Smk Negeri 4 Bojonegoro

Kesimpulan dan Refleksi

Kesimpulan:

Kesimpulan Mengenai Peran Saya Dalam Menciptakan Budaya Positif Di Sekolah Dengan Menerapkan Konsep-Konsep Inti Seperti Disiplin Positif, Motivasi Perilaku Manusia (Hukuman Dan Penghargaan), Posisi Kontrol Restitusi, Keyakinan  Sekolah/Kelas, Segitiga Restitusi Dan Keterkaitannya Dengan Materi Sebelumnya Yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai Dan Peran Guru Penggerak,  Serta Visi Guru Penggerak. 

Kesimpulan yang Saya buat akan saya mulai dengan bagaimana saya menciptakan Budaya Positif disekolah, Semua Budaya positif di sekolah kami dimulai dari diri kami masing masing. Baik kami sebagai warga sekolah,murid, guru , kepala sekolah sampai Caraka dan tenaga Keamanan sekolah. Budaya Positif disekolah kami selalu diawali dari sebuat kesepakatan untuk melakukan sesuatu yang baik dan postif , Biasanya sesuatu yang baik tersebut selalu berat pada awalnya oleg sebab itu kami sepakat untuk dipaksakan pada diri kami masing masing, Namun dengan berjalannya waktu budaya postif yang di paksakan akan menjadi sebuah kebiasaan , karena sudah menjadi kebiasaan sehari hari , maka akarnya warga sekolah akan menciptakan sebuag budaya postif yaitu :”Datang Kesekolah Tepat Waktu” .

Sebelum adanya rencana budaya positif datang tepat waktu kesekolah, Masih banyak warga sekolah yang tidak sesuai dengan aturan disekolah tentang datang kesekolah tepat waktu, Namun dengan langkah langkah yang awalnya sedikit dipaksakan sekarang menjadi budaya postif datang tepay waktu kesekolah.

Kondep Inti disiplin positif dimana kami guru dan Kepala sekolah membuat sebuat rencana program kerja tentang bagaimana membuat seluruh warga sekolah datang tepat waktu, kita membuat aturan dimana untuk datang kesekolah haruslah jam 07.00 tepat setiap harinya dengan toleransi 15 Menit untuk mengamodir Murid atau guru bahkan watga sekolah yang rumahnya sangat jauh dari sekolah, kami sepakat bagi seluruh warga sekolah yang melebihi jam tersebut apabila terlambat akan langsung di arahkan di BK(Bimbingan Konseling) untuk dilakukan pembinaan , bagi Guru dan warga sekolah yang lain dilakukan pembinaan dari kepala sekolah , bahkan baik guru dan Kepala sekolah yang ASN ada sebuah hukuman berupa pemotongan Tunjangan Kinerja.

Bagi Murid dan Guru dan warga sekolah yang tepat waktu tentu saja akan diberikan reward  , bagi murid dari memberikan point positif  yang akan berdampak pada peningkatan nilai akademik dari nilai Sikap dan Karakter, Bagi Guru ada sebuah reward dengan Penambahan tunjangan akan datang dan pulang tepat waktu.

Dalam Hal tersebut Kepala sekolah Sebagai posisi control sebagai Manager dengan di bantu seluruh pengelola sekolah baik wakil kepala sekolah , Kakomli Masing Masing Kompetensi Keahlian , dan Guru BK. Posisi control tersebut untu mengelola supaya Komitment datang tepat waktu berjalan sesuai dengan keyakinan Sekolah dan dalam Posisi Kontrol ini, di perlukan langkah langkah segitiga restitusi yaitu:

1.       Mulai menstabilkan identitas, dengan mengidentifikasikan semua warga sekolah yang pada waktu itu masih melakukan kesalahan dengan datang terlambat

2.      Memvalidasi tindakan yang salah dengan memcoba mengklarifikasi apa apa penyebab keterlambatan dari beberapa warga sekolah tersebut.

3.      Menanyakan Keyakina Sekolah, dari hasil klarifikasi apa penyebab keterlambatan maka kita wajib menanyakan keyakinan sekolah kembali tentang Datang kesekolah tepat waktu, supaya warga sekolah baik murid dan guru bersedia dengan tulus dan sadar diri memperbaiki kesalahan mereka.

Dalam Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantoro bahwa kita untuk menghadapi situsai beberapa warga sekolah yang datang terlambat kita sebagai pengelola sekolah harus bersikap sabar , dan tetap bersikap among yaitu dengan sabar membimbing dan mengarahkan beberapa murid dan guru yang masih datang terlambat , kita janganlah selalu mengedepankan hukuman untuk mengatasi permasalahan keterlambatan ini.

Dalam Peran dan Nilai Kita sebagai Guru Maka kita  sebagai pengelola sekolah untuk menjalankan budaya positif datang tepat waktu adalah menjadi orang yang jujur, optimis, tenang, kritis dan antisipatif , Pelaksana yang baik dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas sekolah, Berusaha untuk selalu memberikan contoh dan teladan bagi murid dan guru , Mempengaruhi dan mengajak teman guru untuk ikut dalam kegiatan kegiatan positif, Membantu rekan guru yang membutuhkan bantuan, Menyampaikan ide ide yang solutif, Membimbing dan membina murid dalam kegiatan sekolah, Mengajak dan memotivasi murid untuk senantiasa berprestasi, Mendukung program program sekolah.

Dari semua Hal tersebut diatas maka tujuan Kita untuk menciptakan lingkungan Budaya Positif disekolah bisa kita realisasikan , sehingga apa yang menjadi visi kita sebagai guru untuk murid kita 5 sampai 10 tahun kedepan untuk mewujudkan siswa SMK Negeri 4 yang berkarakter juga  dapat direalisasikan bersama  prakarsa perubahan bagi sekolah dengan mewujukan siswa yang unggul dalam menghadapi era globalisasi.

 

 

 

Refleksi:

  1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol,  teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Saya Mulai memahami bahwa sebuah budaya positif dapatlah di laksanakan dimulai dari diri sendiri denga adanya disiplin terhadap apa yang sudah kita yakini bersama dalam keyakina kelas dan sekolah, karena sebuah budaya dapat terbentuk dari disiplin uang dijadikansebuah kebiasaan sehari hari.

Dalam Masalah Teori Kontrol kita harus bisa memposisikan diri kita dapalam melakukan pembinaan terhadap Murid mana yang sebaiknya terbaik untuk murid dan dampak apa yang bisa timbul dari kegiatan posisi kontroll tersebut, intinya adalah pelauana kepada murid adalah utama

Dalam Posisi Kontrol tersebut harusnya memberikan banyak banyak motivasi kepada murid supaya walaupun beratnya perilaku murid untuk berubah namuna masih ada kesempatan walau kecil untuk menjadi lebih baik kembali, dalam hal ini penghargaan bisa di perlukan untuk menambah semangat murid berubah menjadi lebih baik sedangkan hukuman sebaiknya di minimalisasikan , kalaupun ada hukuman sebauknya hukuman yang mendidik dan memberi semangat murid untuk berubah , bukan hukuman fisik atau mentak yang akan malah menggangu psikis murid tersebut.

Kita Sebagai Guru Harus Memahami kebutuhan dasar Murid kita sehingga kita bisa mengetahui semua akar masalah dari permasalahan murid murid kita, dan dari hal tersebut kita sebagai guru berusaha memenuhi kebutuhan dasar mereka.Setiap permasalahan dengan murid diupayakan kita meyelesaikan dengan metode segita restitusi supaya murid tetap memiliki jati diri mereka dan mampu paham apa yang menjadi masalah mereka dan tahu menyelesaikan masalah tersebut tanpa ada rasa yang nerusak perasaan mereka dan menggagu psikologis mereka.

Tentu saja ada hal menarik  apabila kita melaksanakan Budaya Positif sesuai dengan langkah langkah yang tepat yaitu : terbentuknya Generasi Masi Yang berkarakter Bagi murid murid kita karena murid merasa di manusiakan dalam menemukan jati diri mereka sesuai dengan kodrat mereka.

  1. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Pola berfikir saya menjadi berubah , Bahwa memberi pelayana kepada murid secara maksimal dengan menjadi teladan bagi mereka, menuntun mereka dalam menemukan kodrat mereka masing masing, melalui langkah langkah budaya positif yang telah kita tanamkan kepada mereka sehingga apa yang menjadi visi kita sebagai guru dapat terwujud.

  1. Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Pengalaman dimana saya berhasil membawa murid saya menjuari LKS tingkat Provinsi Jawa Timur. Dalam hal ini Budaya Positif sangatlah berperan penting memebuat anak menjadi Juara kenapa, Karena Budaya Positif yang saya terapkan tentang Karakter disiplin  baik disiplin tepat waktu dalam Belajar maupun disiplin tepat waktu dalam Datang tepat waktu, Hal kecil diatas ternyata sangat merubah karakter murid yang juara tersebut menjadi bermental Juara

  1. Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Saya sangat senang dan bahagia sekali, karena bagi saya membuat berhasil murid saya meraih cita  citanya dan berhasil membuat murid saya mampu meningkatkan kompetensinya dengan tetap berpegang pada karakter yang baik  lebeih penting dari apapun

  1. Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Dari penerapan Konsep pada pengalaman saya semuanya sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan langkah langkah pada budaya positif Khusunya dalam posisi control dan pelaksanaan segitiga restitusi ketika pembinaan ke murid kita tersebut. Semua nya sudah tepat namun ada yang perlu di tingkatkan khusunya dalam melaksanakan segitiga restitusi, karena kadang kita sebagai guru masih selalau perlu waktu mempelajari untuk mengidentitikasikan setian permasalahan yang ada.

  1. Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,  posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya? 

Awalnya karena yang saya didik adalah murid SMK khusunya Teknik , kebanyakan murid SMK itu bersikap keras , dan menuruti kemauannya sendiri.Saya memposisikan diri sebagai posisi control teman namun , ketika saya memposisikan sebagai teman , murid saya malah sangat bergantung pada saya dan tidak mandiri.hal tersebut membuat saya menjadi kurang nyaman karena mereka seperti tidak ada batas antara murid dan guru. Namun sekarang setelah mempelajari modul ini saya beralih posisi control saya sebagai manajer sekarang saya bisa mengarahkan anak sesuai dengan batas batas antara guru dan murid , murid sekarang menjadi mandiri dalam menyelesaikan maslah mereka , mereka juga tidak merasa sakit hati apalagi dendam karena tidak adanya proses penghukuman dalam masalahyang mereka hadapi

 

  1. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Saya Pernah melaksanakan tahap segitiga restitusi walaupun secara tidak sengaja dan saya tidak mengetahui nama proses atau langkah penanganan tersebut, Dalam Hal ini tahap Menstabilkan Identitas Murid saya sering memberi motivasi murid yang memiliki permasalahan misalnya  dalam kalimat pertanyaan “Bapak tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak ingin mencari solusi dari permasalahan ini.”

  1. Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Ada Hal yang paling Penting dilakukan dalam menciptakan Budaya Positif ini  yaitu adanya Kesepakatan seluruh Warga sekolah mulai dari kepala sekolah, Guru, Staf TU Caraka, Penjaga Kemanan, Murid dan Bahkan Orang tua wali. Dari semua hal ini tidak akan berhasil apabila seluruh warga sekolah tidak kompak terhadap keyakinan yang telah dibuat, Kesepakatan tersebut wajib dilaksanakan secara terus menerus dan Kontiniu pada semua situasi disekolah.

Komentar